Sfumato adalah istilah yang digunakan dan dipopulerkan Leonardo da Vinci untuk merujuk pada lukisannya yang melapiskan warna-warna yang berdekatan untuk menciptkan ilusi kedalaman, volume, dan bentuk. Sebagai hasil akhir, perpindahan warna tersebut tidak lagi terlihat jelas.
Teknik lukis Sfumato adalah teknik mewarnai lukisan dengan menggunakan beberapa lapisan cat transparan untuk mencapai efek gradasi shading dan highlight yang sangat halus. Sfumato (Italia: kabut asap) memanfaatkan pencampuran warna secara optis melalui setiap lapisan cat transparannya. Idenya adalah untuk menirukan bagaimana cahaya menembus kulit manusia yang sebetulnya semi transparan. Karena “simulasi” itulah warna kulit pada lukisan potret akan tampak lebih realistis. Sfumato adalah teknik yang hampir eksklusif mewarnai kulit manusia. Sebetulnya teknik ini juga berlaku bagi objek berwarna pekat lainnya, hanya saja biasanya objek lain tidak membutuhkan lapisan yang sekompleks warna kulit pada potret manusia.
Leonardo sendiri mendeskripsikan sfumato sebagai "tanpa outline", dalam pengertian berkabut atau detail yang tidak dihasilkan oleh penggunaan garis secara disengaja.
Teknik lukis Sfumato adalah teknik mewarnai lukisan dengan menggunakan beberapa lapisan cat transparan untuk mencapai efek gradasi shading dan highlight yang sangat halus. Sfumato (Italia: kabut asap) memanfaatkan pencampuran warna secara optis melalui setiap lapisan cat transparannya. Idenya adalah untuk menirukan bagaimana cahaya menembus kulit manusia yang sebetulnya semi transparan. Karena “simulasi” itulah warna kulit pada lukisan potret akan tampak lebih realistis. Sfumato adalah teknik yang hampir eksklusif mewarnai kulit manusia. Sebetulnya teknik ini juga berlaku bagi objek berwarna pekat lainnya, hanya saja biasanya objek lain tidak membutuhkan lapisan yang sekompleks warna kulit pada potret manusia.
Leonardo sendiri mendeskripsikan sfumato sebagai "tanpa outline", dalam pengertian berkabut atau detail yang tidak dihasilkan oleh penggunaan garis secara disengaja.
Teknik
Lukis Sfumato
Teknik
lukis Sfumato dimulai dengan underpainting yang terdiri dari shading dan
midtone gambar. Setelah shading dan midtone gambar terbentuk dengan sempurna
detail highlight mulai dibentuk sedikit demi sedikit menggunakan layer atau
lapisan cat tipis yang lebih terang dari midtone. Proses itu diulang
terus-menerus hingga gradasi highlight terbentuk dengan sempurna, hal itupun
dapat berlaku pada shading. Pada lukisan Old Master Barat seperti Leonardi Da
Vinci, lapisan cat transparan tersebut bisa berjumlah hingga puluhan bahkan
ratusan, meskipun biasanya 3-7 lapis saja sudah cukup.
Sfumato
adalah teknik lukis yang selalu digunakan oleh para Old Master dari era
transisi menuju Renaisans hingga ke era Seni Pra-Modern. Teknik ini adalah
salah satu yang membuat ciri khas lukisan tradisional barat jika dibandingkan
dengan lukisan modern. Karena sfumato memanfaatkan pencampuran optis lewat cat
tipis yang berlapis, maka efek yang dihasilkan oleh teknik lukis ini hanya
dapat benar-benar dirasakan dengan sempurna saat kita melihat langsung lukisan
tersebut. Teknik ini juga yang membuat kita merinding ketika melihat karya
klasik secara langsung di museum. Leonardo Da Vinci adalah salah satu Seniman
yang menggunakan teknik lukis tersebut. Teknik Sfumato adalah alasan mengapa
lukisan Monalisa (Portrait of Lisa Gherardini) terkadang tampak tersenyum,
karena pencampuran warna optis yang dihasilkan oleh puluhan lapisan tipis
tersebut menipu mata dan otak kita.
Selain
itu teknik ini juga membuat kita merasa bahwa tidak ada yang salah dengan
potret wajah yang tidak memiliki alis. Sebagian orang bahkan tidak sadar bahwa
potret Lisa pada lukisan ini tidak memiliki alis. Penyebabnya lagi-lagi karena
gradasi campuran warna optis dari puluhan bahkan ratusan lapisan warna
transparan menipu mata dan otak kita; ilusi optik. Da Vinci menghabiskan waktu
hingga bertahun-tahun lamanya untuk menyelesaikan lukisan ini. Karena sfumato
juga lukisan ini memiliki banyak misteri dan kejutan lainnya seperti bagaimana
matanya terkadang tampak bergerak melirik ke arah kita.
Teknik
sfumato dapat digunakan sebagai referensi untuk kritik seni pada karya yang
lahir di era pra-Renaisans hingga pra-Modern. Tinjauan terhadap teknik seniman
di era itu biasanya akan melibatkan teknik ini. Mengerti betapa sulit dan
lamanya proses ini akan membuka cakrawala baru bagi tulisan kritik yang kita
buat. Teknik ini juga akan menguak banyak misteri yang dikandung oleh karya.
Beberapa seniman modern bahkan kontemporer juga masih menggunakan teknik ini.
Teknik yang digunakan oleh seniman dalam menciptakan karyanya menjadi salah
satu indikasi yang dapat digunakan untuk menilai karya tersebut. Tingkat
kesulitan teknik dapat menjadi indikator dari kemampuan dan ketelatenan
seniman.
Khazanah
wacana seniman juga dapat terlihat, apakah dia telah berpikir jauh kedepan yang
tentunya menjadi nilai lebih. Namun masih memegang suatu idealisme lama juga
sebetulnya tidak masalah, asalkan dengan alasan yang tepat. Alat bukti yang
menjadi poin pada penilaian seni juga terdapat pada teknis penyampaian
wacananya tersebut. Pastikan saja alasan yang dijadikan poin memang tidak
mengada-ada dan tampak jelas pada teknik yang dibandingkan dengan
pernyataan-pernyataan senimannya sendiri. Terkadang pernyataan seniman dari
masa modern keatas tidak dapat diandalkan. Karena mereka sering menyederhanakan
penjabarannya, mungkin karena ia memiliki asumsi bahwa publik tidak akan
terlalu paham pada pemikirannya. Misalnya Andy Warhol yang terkenal dengan
jawabannya yang hanya “Yes” atau “No” saat di wawancara.
Pengetahuan
seniman juga tampak dari teknis yang ia lakukan kemudian menjadi pengaruh pada
karya yang ia ciptakan. Hal tersebut tentu akan menjadi nilai lebih bagi
penilaian karyanya. Teknik tersebut dapat menjadi bandingan disaat kita sedang
membandingkan karya tersebut dengan karya serupa lainnya di masa yang sama.
Leonardo Da Vinci misalnya, ia terkenal dengan lebih dahulu memahami Aerial
Perspective (semakin jauh objek, maka semakin pudar warnanya) dibandingkan
dengan seniman lain di masanya. Hal itu menjadi nilai lebih dan menjadi alat
bukti bahwa ia adalah salah satu seniman terhebat di zamannya.
Kebutuhan
Teknik Sfumato
Untuk
menggunakan teknik lukis ini kita harus mengerti dan mampu mempraktikan
kerangka teknik Underpainting dan teknik Glazing. Karena hal itu juga
diperlukan media lukis yang sesuai untuk teknik lukis tersebut. Gunakan cat
minyak dan siapkan mediumnya atau linseed oil. Cat akrilik juga dapat digunakan
bersama mediumnya, namun sebaiknya gunakan retarder (untuk memperlambat proses
pengeringan) atau gunakan cat professional untuk glazing yang telah mengandung
banyak medium dan retarder. Produsen alat lukis winsor&newton memiliki cat
varian tersebut.
Gunakan
kuas flat yang lembut untuk mengaplikasikan cat tranparan. Sebaliknya,
scumbling adalah teknik yang sulit untuk dicapai dengan menggunakan kuas yang
lembut. Kuas bulu/bristle sable campuran sangat direkomendasikan karena dapat
digunakan untuk keduanya. Namun bulu sintetis juga tidak masalah, selama bulu
kuasnya halus. Sementara untuk scumbling dapat menggunakan kuas kasar yang
murah atau kuas bekas yang sudah hampir rusak. Jangan gunakan kuas sintetis
halus yang khusus untuk akrilik jika menggunakan cat minyak. Cat minyak akan
membuat kuas semacam itu terlalu lembek.
Langkah-langkah/Tahapan
Teknik Sfumato
Mulai
dengan cat dasar coklat umber (Umber adalah pigmen tanah coklat alami atau coklat kemerahan yang mengandung oksida besi dan oksida mangan. Umber lebih gelap daripada pigmen tanah, oker, dan sienna lainnya yang serupa. Dalam bentuknya yang alami, disebut bilangan mentah) atau warna lain dengan hue serupa yang berada
ditengah-tengah warna midtone dan shading objek yang akan dilukis.
Bentuk
siluet dari objek/subjek yang dilukis dengan menggunakan cat berwarna midtone
Lukiskan
shading dan detail lain pada lukisan (mulai gambar hidung, telinga, rambut,
dll. Gunakan warna Burnt Umber untuk melukis shading.
Gambar
juga detail-detail warna cat paling terang pada lukisan seperti mata, hidung
dan sebagainya. Jangan gunakan putih murni, gunakan naple white atau campurkan
dengan sedikit yellow ochre/umber.
Mulai
bentuk gradasi antara midtone dan highlight disetiap bagian dengan menyapukan
cat transparan yang sedikit lebih terang dari midtone. Oleskan juga cat tipis
tersebut ke bagian shading untuk membuat transisi yang sempurna.
Tunggu
hingga lapisan cat tipis tersebut sampai setengah kering lalu sapukan lagi cat
tipis (transparan/transculent) yang lebih terang dari lapisan kedua setelah
midtone tadi. Langkah 5 & 6 ini adalah teknik utama sfumato.
Ulangi
proses tersebut hingga terbentuk gradasi yang lembut dari midtone ke highlight.
Gunakan
cat putih dan campuran yellow ochre (Ochre atau oker adalah pigmen tanah liat alami yang merupakan campuran dari oksida besi dan berbagai jumlah tanah liat dan pasir. Ini berkisar dalam warna dari kuning ke oranye tua atau coklat. Ini juga merupakan nama warna yang dihasilkan oleh pigmen ini, terutama yang berwarna kuning kecoklatan) untuk melukis bagian highlight yang paling
terang. Gunakan cat tanpa pengencer dan gunakan teknik scumbling untuk
membubuhkannya. Kontras yang terjadi pada lapisan tipis midtone dan scumbling
highlight adalah asas bandingan yang membuat lukisan tampak lebih realistis.
Jika
shading dirasa memiliki tingkat kegelapan yang kurang, gali lagi shading dengan
melapisi bagian shading yang seharusnya lebih gelap dengan campuran warna burnt
umber dan ultramarine (Biru laut adalah salah satu jenis warna biru yang menyerupai warna laut. Nama lain dari warna biru laut adalah Sian. Sebagian besar warna laut adalah biru) yang transparan (menjadi warna yang hampir hitam).
Balurkan
lapisan cat warna midtone yang sangat transparan pada seluruh bagian warna
kulit. Kemudian scamble (kuas dengan cepat) lagi bagian highlight yang paling terang. Gali lagi
shading jika diperlukan. Ulangi proses tersebut jika warna kulit masih belum
tampak menyatu, hati-hati dalam aplikasi terakhir lapisan ini karena dapat
berakibat fatal pada seluruh proses panjang yang telah kita lakukan sebelumnya.
Penutup
Teknik
lukis ini juga memberikan ruang bagi seniman untuk terus merevisi
kesalahan-kesalahan yang terdapat pada lukisannya. Teknik ini juga yang menjadi
alasan mengapa lukisan-lukisan old master membutuhkan waktu yang lama dalam
menggarapnya. Namun sebetulnya kita dapat mengaplikasikan teknik tersebut
dengan cara kita sendiri. Kita juga boleh menggunakan media yang lebih modern
seperti cat akrilik, asalkan dengan medium yang sesuai.
Teknik
lukis yang lebih modern dan praktis tetapi masih menyerupai hasil teknik ini
juga dapat digunakan. Terdapat produk Glaze Spray yang dapat digunakan untuk
mempermudah proses glazing (melapisi dengan warna yang bersifat transparan). Kita juga dapat menggunakan cat akrilik untuk
underpainting agar cepat kering, lalu menggunakan cat minyak untuk proses
glazing.
Kita
juga dapat mengadopsinya dengan cara hanya menggunakan sebagian langkahnya saja
untuk menyempurnakan teknik melukis yang kita kembangkan sendiri. Apa yang
terjadi jika kita menggabungkan teknik ini dengan teknik Alla Prima yang
merupakan teknik yang sangat kontras dengan Sfumato? Coba saja, kreativitas itu
tidak ada batasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar