Drama berasal dari kata dramoi (bahasa yunani) yang artinya berbuat, bertindak atau beraksi di atas pentas
Teater berasal dari kata theatre yang berarti gedung atau tempat pertunjukan
Sandiwara berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata sandi yang artinya rahasia dan warah yang artinya ajaran, maksudnya ialah pertunjukan yang ceritanya berisi ajaran atau pesan yang tersamarkan
Bentuk drama atau teater berdasarkan wujud pementasannya dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Drama Tragedi
Bentuk drama tragedi isi ceritanya penuh dengan konflik. maut datang merenggut kebahagiaan atau keberhasilan tokoh utama sehingga akhir ceritanya menyedihkan.
Drama tragedi diambil dari bahasa yunani yaitu tragedy yang berarti kambing jantan. Asal mula kata ini awalnya dari upacara penghormatan kepada Dewa Dionysos pada setiap musim gugur di Yunani. Dalam upacara ini dikorbankan seekor kambing jantan dan dipentaskan drama yang melukiskan kisah perjuangan manusia melawan garis kehidupannya.
Yang pertama merumuskan drama tragedi ialah Aristoteles. Adapun tokoh-tokoh pembuat drama tragedi lainnya ialah Aeschylor, Sophokles dan Euripides dari Yunani, Shakespeare dari Inggris, Antonin Arfand dan sebagainya. Contoh drama tragedi di Indonesia ialah kapai-kapai oleh Arifin C Noer, Titik-titik Hitam oleh Nasyah Djamin dan lain-lain.
2. Drama Komedi
Isi cerita drama komedi penuh dengan canda tawa/humor dan akhir cerita yang menyenangkan (happy ending). Istilah komedi berasal dari kata cosmos (bahasa Yunani) yang berarti gembira/senang. Drama ini awalnya dipentaskan bagi Dewa Apollo pelindung kesuburan dengan harapan panen melimpah ruah. Masyarakat Yunani pada waktu itu menari dan menyanyi menggunakan topeng binatang untuk mengucap syukur.
3. Drama Tragikomedi
Bentuk drama tragikomedi adalah gabungan drama tragedi dan drama komedi. Isi ceritanya memuat kesedihan sekaligus humor/lawakan yang menghibur penonton. Cerita yang diangkat mempunyai konflik yang serius juga adegan lawakan kocak yang menurunkan ketegangan. Pada adegan berikutnya ketegangan konflik cerita meningkat sehingga dram menjadi lebih seru atau menarik sehingga penonton ingin terus menikmatinya.
UNSUR-UNSUR SENI DRAMA
1. Skenario
Skenario merupakan bentuk rencana tertulis dari sebuah cerita drama/teater. Ada tiga unsur pokok dalam menyusun skenario, yaitu premis, karakter dan plot.
A. Premis
Premis merupakan intisari cerita sebagai landasan dalam menentukan arah tujuan cerita. premis merupakan landasan pola bangunan lakon. Misalnya, cerita dengan premis tragedi percintaan yang dilarang dari kedua pihak, contohnya romeo-juliet, roro mendut, sampek engtai dll
B. Karakter
Karakter adalah sifat atau watak serta gerak-gerik tokoh yang menjadi ciri khas tokoh tersebut. karakter dihidupkan dari olah peran sang pemain. pemain tersebut sesungguhnya merupakan boneka di tangan sutradara. Sutradara memiliki peran membentuk karakter menjadi lebih jelas.
C. Plot
Plot adalah alur, rangka cerita. Plot tersusun atas empat bagian, yaitu :
- Protoasis, merupakan bagian permulaan dengan pelukisan peran serta motif lakon
- Epitasio, merupakan bagian komplikasi timbulnya kerumitan yang bermasalah
- Catastasis, merupakan klimaks sebagai puncak ketegangan
- Catastrophe, merupakan akhir atau penyelesaian dari lakon, baik itu bersifat tragedi ataupun komedi
2. Pemain
Pemain merupakan orang yang memerankan figur atau tokoh dalam drama yang sudah diatur berdasarkan alur cerita dalam naskah. Istilah untuk pemain laki-laki ialah aktor dan pemain perempuan ialah aktris. Setiap pemain memiliki karakter yang berbeda dalam menghidupkan cerita. Berikut ini peran atau karakter pemain dalam drama :
- Protagonis, pemeran utama yang merupakan pusat dari cerita
- Antagonis, pemeran utama lawan yang seringkali menjadi musuh dan menyebabkan terjadinya konflik
- Tirtagonis, pembantu pemeran utama yang menjadi penengah antara protagonis dan antagonis
- Figuran, pemeran pelengkap yang secara tidak langsung terlibat dalam konflik yang terjadi tetapi sangat diperlukan untuk penyelesaian cerita
3. Sutradara
Sutradara (Art Manager) ialah seorang pemimpin dalam pementasan sebuah drama/teater. Ia merupakan sumber kekuatan yang sangat menentukan keberhasilan pementasan drama.
Tugas seorang sutradara diantaranya ialah :
- Menentukan pemain (casting)
- Menentukan motif karya lakon
- Merencanakan cara dan teknik pementasan
4. Dekorasi
Fungsi utama dari dekorasi ialah untuk memperjelas maksud isi cerita dalam suasana yang berbeda. Dalam seni drama, dekorasi ini sering berupa layar bergambar latar belakang/tempat adegan, misalnya suasana perkotaan, kerajaan, keadaan desa, kampung maupun yang lainnya.
Dekorasi juga melingkupi peralatan yang mendukung setting adegan, misalnya perabotan rumah tangga, meja, kursi, patung atau lukisan. Tujuannya ialah melatarbelakangi (melingkungi) daerah permainan dengan pemandangan yang serasi dengan lakon yang dimainkan.
Set dekor, properti dan latar belakang harus berimbang serta dapat memberikan kesan harmonis dan efektif, sebab ini menyangkut dengan kesan rupa/visual yang langsung ditangkap oleh penonton. Set dekor selalu menyesuaikan dengan tema atau naskah, baik dibuat secara rumit maupun sederhana.
Berikut ini beberapa katagori dekorasi dalam pertunjukan seni drama
- Dekorasi Realistik
dekorasi tipe ini menggunakan unsur-unsur dengan visualisasi yang sebenarnya atau setidak-tidaknya mirip. Dengan set dekor ini diharapkan penonton seperti menyaksikan keadaan sesungguhnya, misalnya dekorasi dengan layar bergambar hutan, lengkap dengan pohon maupun bebatuan tiruan.
- Dekorasi Sugestif
Dekorasi ini tidak selengkap dekorasi realistik, hanya menggunakan beberapa unsur saja akan tetapi bisa menjadikan suatu ciri khas keadaan ruang yang dimaksudkan.
Misalnya untuk menggambarkan suasana dapur tidak semua peralatan dapur ditampilkan, akan tetapi bisa menggunakan sebuah kompor saja untuk mewakili keadaan tersebut.
- Dekorasi Stilasi
Dekorasi ini memvisualkan unsur-unsur yang diwujudkan dalam gaya-gaya tertentu yang lebih artistik daripada bentuk aslinya. bisa jadi unsur-unsur itu terlihat tidak alami namun kesannya lebih indah dan selaras dengan adegan yang dimainkan.
- Dekorasi Abstrak
Dekorasi ini tidak menampilkan unsur-unsur yang berbentuk realis naturalis, melainkan berbentuk benda sederhana dan tidak lengkap. Bahkan kadang-kadang hanya berupa layar hitam saja sebagai tabir belakang. Hal ini mengajak penonton untuk berimajinasi dan menerka-nerka secara terarah. Misalnya, di atas pentas pemain berakting mengetuk pintu dan memandang keluar jendela, padahal hanya terdapat sebuah bingkai berbentuk segi empat saja.
5. Busana dan tata rias
Tata busana merupakan pengaturan segala sandang dan perlengkapan (aksesoris) yang dikenakan di atas pentas.
Fungsi tata busana diantaranya ialah :
- Membantu menghidupkan perwatakan pelaku
- Individualisasi peranan
- Memberi fasilitas dan membantu gerak
Sedangkan tata rias berfungsi memberikan dandanan atau perubahan-perubahan pada pemain hingga terbentuk dunia panggung dengan suasana yang mengena dan wajar. Misalnya seorang gadis memerankan nenek tua, maka penata rias harus bisa merubah wajah gadis itu menjadi seorang nenek tua dengan menggunakan peralatan kosmetika yang ada.
Fungsi tata rias diantaranya ialah :
- Merias tubuh manusia artinya mengubah yang alami menjadi yang artistik
- Mengatasi efek tata lampu yang kuat
- Membuat wajah dan kepala sesuai dengan peranan yang dikehendaki
6. Musik Pengiring
Fungsi musik pengiring dalam seni drama ialah untuk memberikan kesan suasana yang sesuai dan mendukung dengan adegan yang dimainkan. Musik pengiring drama tidaklah harus dari instrumen musik, tapi dapat pula dihasilkan dari benda-benda tertentu yang dapat menimbulkan aksen terhadap suasana hati. Misalnya suara peralatan masak, panci, wajan, ember, botol dan lain-lain.
Teater berasal dari kata theatre yang berarti gedung atau tempat pertunjukan
Sandiwara berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata sandi yang artinya rahasia dan warah yang artinya ajaran, maksudnya ialah pertunjukan yang ceritanya berisi ajaran atau pesan yang tersamarkan
Bentuk drama atau teater berdasarkan wujud pementasannya dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Drama Tragedi
Bentuk drama tragedi isi ceritanya penuh dengan konflik. maut datang merenggut kebahagiaan atau keberhasilan tokoh utama sehingga akhir ceritanya menyedihkan.
Drama tragedi diambil dari bahasa yunani yaitu tragedy yang berarti kambing jantan. Asal mula kata ini awalnya dari upacara penghormatan kepada Dewa Dionysos pada setiap musim gugur di Yunani. Dalam upacara ini dikorbankan seekor kambing jantan dan dipentaskan drama yang melukiskan kisah perjuangan manusia melawan garis kehidupannya.
Yang pertama merumuskan drama tragedi ialah Aristoteles. Adapun tokoh-tokoh pembuat drama tragedi lainnya ialah Aeschylor, Sophokles dan Euripides dari Yunani, Shakespeare dari Inggris, Antonin Arfand dan sebagainya. Contoh drama tragedi di Indonesia ialah kapai-kapai oleh Arifin C Noer, Titik-titik Hitam oleh Nasyah Djamin dan lain-lain.
2. Drama Komedi
Isi cerita drama komedi penuh dengan canda tawa/humor dan akhir cerita yang menyenangkan (happy ending). Istilah komedi berasal dari kata cosmos (bahasa Yunani) yang berarti gembira/senang. Drama ini awalnya dipentaskan bagi Dewa Apollo pelindung kesuburan dengan harapan panen melimpah ruah. Masyarakat Yunani pada waktu itu menari dan menyanyi menggunakan topeng binatang untuk mengucap syukur.
3. Drama Tragikomedi
Bentuk drama tragikomedi adalah gabungan drama tragedi dan drama komedi. Isi ceritanya memuat kesedihan sekaligus humor/lawakan yang menghibur penonton. Cerita yang diangkat mempunyai konflik yang serius juga adegan lawakan kocak yang menurunkan ketegangan. Pada adegan berikutnya ketegangan konflik cerita meningkat sehingga dram menjadi lebih seru atau menarik sehingga penonton ingin terus menikmatinya.
UNSUR-UNSUR SENI DRAMA
1. Skenario
Skenario merupakan bentuk rencana tertulis dari sebuah cerita drama/teater. Ada tiga unsur pokok dalam menyusun skenario, yaitu premis, karakter dan plot.
A. Premis
Premis merupakan intisari cerita sebagai landasan dalam menentukan arah tujuan cerita. premis merupakan landasan pola bangunan lakon. Misalnya, cerita dengan premis tragedi percintaan yang dilarang dari kedua pihak, contohnya romeo-juliet, roro mendut, sampek engtai dll
B. Karakter
Karakter adalah sifat atau watak serta gerak-gerik tokoh yang menjadi ciri khas tokoh tersebut. karakter dihidupkan dari olah peran sang pemain. pemain tersebut sesungguhnya merupakan boneka di tangan sutradara. Sutradara memiliki peran membentuk karakter menjadi lebih jelas.
C. Plot
Plot adalah alur, rangka cerita. Plot tersusun atas empat bagian, yaitu :
- Protoasis, merupakan bagian permulaan dengan pelukisan peran serta motif lakon
- Epitasio, merupakan bagian komplikasi timbulnya kerumitan yang bermasalah
- Catastasis, merupakan klimaks sebagai puncak ketegangan
- Catastrophe, merupakan akhir atau penyelesaian dari lakon, baik itu bersifat tragedi ataupun komedi
2. Pemain
Pemain merupakan orang yang memerankan figur atau tokoh dalam drama yang sudah diatur berdasarkan alur cerita dalam naskah. Istilah untuk pemain laki-laki ialah aktor dan pemain perempuan ialah aktris. Setiap pemain memiliki karakter yang berbeda dalam menghidupkan cerita. Berikut ini peran atau karakter pemain dalam drama :
- Protagonis, pemeran utama yang merupakan pusat dari cerita
- Antagonis, pemeran utama lawan yang seringkali menjadi musuh dan menyebabkan terjadinya konflik
- Tirtagonis, pembantu pemeran utama yang menjadi penengah antara protagonis dan antagonis
- Figuran, pemeran pelengkap yang secara tidak langsung terlibat dalam konflik yang terjadi tetapi sangat diperlukan untuk penyelesaian cerita
3. Sutradara
Sutradara (Art Manager) ialah seorang pemimpin dalam pementasan sebuah drama/teater. Ia merupakan sumber kekuatan yang sangat menentukan keberhasilan pementasan drama.
Tugas seorang sutradara diantaranya ialah :
- Menentukan pemain (casting)
- Menentukan motif karya lakon
- Merencanakan cara dan teknik pementasan
4. Dekorasi
Fungsi utama dari dekorasi ialah untuk memperjelas maksud isi cerita dalam suasana yang berbeda. Dalam seni drama, dekorasi ini sering berupa layar bergambar latar belakang/tempat adegan, misalnya suasana perkotaan, kerajaan, keadaan desa, kampung maupun yang lainnya.
Dekorasi juga melingkupi peralatan yang mendukung setting adegan, misalnya perabotan rumah tangga, meja, kursi, patung atau lukisan. Tujuannya ialah melatarbelakangi (melingkungi) daerah permainan dengan pemandangan yang serasi dengan lakon yang dimainkan.
Set dekor, properti dan latar belakang harus berimbang serta dapat memberikan kesan harmonis dan efektif, sebab ini menyangkut dengan kesan rupa/visual yang langsung ditangkap oleh penonton. Set dekor selalu menyesuaikan dengan tema atau naskah, baik dibuat secara rumit maupun sederhana.
Berikut ini beberapa katagori dekorasi dalam pertunjukan seni drama
- Dekorasi Realistik
dekorasi tipe ini menggunakan unsur-unsur dengan visualisasi yang sebenarnya atau setidak-tidaknya mirip. Dengan set dekor ini diharapkan penonton seperti menyaksikan keadaan sesungguhnya, misalnya dekorasi dengan layar bergambar hutan, lengkap dengan pohon maupun bebatuan tiruan.
- Dekorasi Sugestif
Dekorasi ini tidak selengkap dekorasi realistik, hanya menggunakan beberapa unsur saja akan tetapi bisa menjadikan suatu ciri khas keadaan ruang yang dimaksudkan.
Misalnya untuk menggambarkan suasana dapur tidak semua peralatan dapur ditampilkan, akan tetapi bisa menggunakan sebuah kompor saja untuk mewakili keadaan tersebut.
- Dekorasi Stilasi
Dekorasi ini memvisualkan unsur-unsur yang diwujudkan dalam gaya-gaya tertentu yang lebih artistik daripada bentuk aslinya. bisa jadi unsur-unsur itu terlihat tidak alami namun kesannya lebih indah dan selaras dengan adegan yang dimainkan.
- Dekorasi Abstrak
Dekorasi ini tidak menampilkan unsur-unsur yang berbentuk realis naturalis, melainkan berbentuk benda sederhana dan tidak lengkap. Bahkan kadang-kadang hanya berupa layar hitam saja sebagai tabir belakang. Hal ini mengajak penonton untuk berimajinasi dan menerka-nerka secara terarah. Misalnya, di atas pentas pemain berakting mengetuk pintu dan memandang keluar jendela, padahal hanya terdapat sebuah bingkai berbentuk segi empat saja.
5. Busana dan tata rias
Tata busana merupakan pengaturan segala sandang dan perlengkapan (aksesoris) yang dikenakan di atas pentas.
Fungsi tata busana diantaranya ialah :
- Membantu menghidupkan perwatakan pelaku
- Individualisasi peranan
- Memberi fasilitas dan membantu gerak
Sedangkan tata rias berfungsi memberikan dandanan atau perubahan-perubahan pada pemain hingga terbentuk dunia panggung dengan suasana yang mengena dan wajar. Misalnya seorang gadis memerankan nenek tua, maka penata rias harus bisa merubah wajah gadis itu menjadi seorang nenek tua dengan menggunakan peralatan kosmetika yang ada.
Fungsi tata rias diantaranya ialah :
- Merias tubuh manusia artinya mengubah yang alami menjadi yang artistik
- Mengatasi efek tata lampu yang kuat
- Membuat wajah dan kepala sesuai dengan peranan yang dikehendaki
6. Musik Pengiring
Fungsi musik pengiring dalam seni drama ialah untuk memberikan kesan suasana yang sesuai dan mendukung dengan adegan yang dimainkan. Musik pengiring drama tidaklah harus dari instrumen musik, tapi dapat pula dihasilkan dari benda-benda tertentu yang dapat menimbulkan aksen terhadap suasana hati. Misalnya suara peralatan masak, panci, wajan, ember, botol dan lain-lain.
bersambung ... :)
BalasHapusmantap, terus update.!!
BalasHapusCara Tradisional Mengobati Neuropati