Selasa, 30 Maret 2021

Senitorium X: Dinner Party

 

Jamaluddin - Kapang Tempe Mendol Goreng - Instalasi Dinding - 2021

Minggu pagi ini saya bersama Mori El Kana memiliki waktu dan kesempatan untuk mengunjungi pameran seni rupa yang digelar oleh kelompok Senitorium X di gedung Dewan Kesenian Malang (DKM). Sebetulnya pembukaan pameran sudah dilaksanakan pada hari Kamis malam tanggal 25 Maret 2021 (Adapun pameran ini akan berlangsung hingga tanggal 20 Maret 2021), namun saya baru bisa berkunjung 3 hari setelah pembukaan.

Kali ini Senitorium X memberi tajuk pameran yaitu Dinner Party dan mereka mengusung tema tentang budaya pangan, sebuah tema pameran yang berbeda dari pameran yang mereka selenggarakan pada 14 September 2019 di galeri Raos kota Batu (Senitorium X: Still Life).

Saat saya tiba di lokasi pameran, yang ada saat itu ialah mas Tamtama Anoraga atau biasa dipanggil mas Tomy. Ada sebuah kekontrasan suasana antara gedung DKM dengan lingkungan yang mengelilinginya, jika suasana di luar gedung sangat hiruk pikuk maka suasana di sini sangat sepi dan tenang. Kami pun mengobrol sejenak saling menanyakan kabar masing-masing. Setelah cukup, saya  pun memasuki ruang pameran dan menikmati karya kawan-kawan Senitorium X. Secara keseluruhan, karya-karya seni rupa yang ditampilkan sangat artistik dan masih cenderung memiliki kemiripan gaya visual dari pameran sebelumnya, walaupun yang dipamerkan di sini ialah karya-karya baru. Jika melihat dari kuratorial pameran, ada karya yang begitu lugas dan gamblang memvisualkan tentang budaya pangan yaitu karya yang berwujud tempe dan mendol (olahan tempe khas Malang raya) berjudul Kapang Tempe Mendol Goreng karya Jamaluddin. Seolah-olah menyuguhkan kelezatan cita rasa original dari tempe dan mendol goreng, dengan bentuk dan warna yang mirip aslinya. Bagi saya, inilah Mooi Indie di abad ke-21!  Karya ini tidak hanya memanjakan mata saja namun juga mampu menstimulus air liur bagi orang yang pernah merasakan lezatnya tempe dan mendol goreng! Dalam kenyataan sehari-hari, tempe ialah makanan favorit masyarakat. Selain harganya murah, tentu sangat banyak mengandung protein nabati. Walaupun tempe adalah masakan asli orang Indonesia namun bakunya saat ini sangat jarang menggunakan kedelai lokal bahkan kedelai impor dari Amerika seolah candu bagi bangsa ini.

Berikut adalah dokumentasi beberapa karya yang bisa saya hadirkan di ruang maya ini:

Koko Sujatmiko, Dimensi Variabel (instalasi), Mix Media - 2021

Koko Sujatmiko - Persetubuhan Dua Bentuk - Mix Media - 120 x 100 cm - 2021

Sur Yanto - Imagine - Acrylic on canvas - 120 x 100 cm - 2021

Tamtama Anoraga - Super Lover - Oil on canvas - 30 x 20 cm - 2019

David Sugiarto - Sssst ... - Acrylic on canvas - 190 x 140 cm - 2021

Yoyok Siswoyo - Dinner Party - Acrylic on canvas - 160 x 140 cm - 2020







Dewi Jasmine - Dimensi Variabel - Mix Media - 2021






Tidak ada komentar:

Posting Komentar