Jamaluddin - Kapang Tempe Mendol Goreng -
Instalasi Dinding - 2021
Minggu pagi ini saya bersama Mori El Kana memiliki waktu dan kesempatan untuk mengunjungi pameran seni rupa yang digelar oleh kelompok Senitorium X di gedung Dewan Kesenian Malang (DKM). Sebetulnya pembukaan pameran sudah dilaksanakan pada hari Kamis malam tanggal 25 Maret 2021 (Adapun pameran ini akan berlangsung hingga tanggal 20 Maret 2021), namun saya baru bisa berkunjung 3 hari setelah pembukaan.
Kali ini Senitorium X memberi tajuk pameran yaitu Dinner Party dan mereka mengusung tema tentang budaya pangan, sebuah tema pameran yang berbeda dari pameran yang mereka selenggarakan pada 14 September 2019 di galeri Raos kota Batu (Senitorium X: Still Life).
Saat saya tiba di lokasi pameran, yang ada
saat itu ialah mas Tamtama Anoraga atau biasa dipanggil mas Tomy. Ada sebuah
kekontrasan suasana antara gedung DKM dengan lingkungan yang mengelilinginya,
jika suasana di luar gedung sangat hiruk pikuk maka suasana di sini sangat sepi
dan tenang. Kami pun mengobrol sejenak saling menanyakan kabar masing-masing. Setelah
cukup, saya pun memasuki ruang pameran
dan menikmati karya kawan-kawan Senitorium X. Secara keseluruhan, karya-karya seni
rupa yang ditampilkan sangat artistik dan masih cenderung memiliki kemiripan
gaya visual dari pameran sebelumnya, walaupun yang dipamerkan di sini ialah
karya-karya baru. Jika melihat dari kuratorial pameran, ada karya yang begitu lugas
dan gamblang memvisualkan tentang budaya pangan yaitu karya yang berwujud tempe
dan mendol (olahan tempe khas Malang raya) berjudul Kapang Tempe Mendol Goreng karya
Jamaluddin. Seolah-olah menyuguhkan kelezatan cita rasa original dari tempe dan mendol
goreng, dengan bentuk dan warna yang mirip aslinya. Bagi saya, inilah Mooi
Indie di abad ke-21! Karya ini tidak
hanya memanjakan mata saja namun juga mampu menstimulus air liur bagi orang
yang pernah merasakan lezatnya tempe dan mendol goreng! Dalam kenyataan sehari-hari,
tempe ialah makanan favorit masyarakat. Selain harganya murah, tentu sangat
banyak mengandung protein nabati. Walaupun tempe adalah masakan asli orang
Indonesia namun bakunya saat ini sangat jarang menggunakan kedelai lokal bahkan
kedelai impor dari Amerika seolah candu bagi bangsa ini.
Berikut adalah dokumentasi beberapa karya yang bisa saya hadirkan di ruang maya ini:
Koko Sujatmiko, Dimensi Variabel (instalasi), Mix Media - 2021
Koko Sujatmiko - Persetubuhan Dua Bentuk - Mix Media - 120 x 100 cm - 2021
Sur Yanto - Imagine - Acrylic on canvas -
120 x 100 cm - 2021
Tamtama Anoraga - Super Lover - Oil on
canvas - 30 x 20 cm - 2019
David Sugiarto - Sssst ... - Acrylic on canvas - 190 x 140 cm - 2021
Yoyok Siswoyo - Dinner Party - Acrylic on
canvas - 160 x 140 cm - 2020
Dewi Jasmine - Dimensi Variabel - Mix
Media - 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar