Rabu, 01 Juli 2020

A(r)T HOME: Semangat Berkarya Di Tengah Pandemi


Wayang Noise, 2020 - Dapeng Gembiras

Semenjak COVID-19 melanda di Indonesia mulai bulan Maret 2020 hingga sekarang (postingan ini saya tulis pada tanggal 1 Juli 2020) hampir seluruh aspek kehidupan di tanah air mengalami perubahan yang sangat drastis. Kehidupan perekonomian, sosial, pendidikan, kebudayaan, kesenian dan sebagainya mengalami dampaknya. 

Home, 2020 - Efendi Goweng

Banyak usaha-usaha yang gulung tikar terutama sektor pariwisata, adanya kerenggangan jarak antar warga (renggang dalam arti sebenarnya, karena adanya peraturan social distancing alias harus menjaga jarak dengan orang lain agar tidak tertular atau menularkan wabah), kegiatan peribadatan tidak lagi wajar sebagaimana mestinya, sekolah ditutup dan kegiatan belajar mengajar harus dilakukan melalui internet, tidak ada lagi pertunjukan kesenian secara langsung yang melibatkan penonton, dan masih banyak lagi aktivitas-aktivitas lain yang harus menyesuaikan dengan peraturan pemerintah. Semua itu untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19!

Poster Pameran a(r)t home

Namun di sisi lain, COVID-19 juga menumbuhkan kreatifitas masyarakat dan juga kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan. Tiba-tiba saja banyak orang yang memproduksi hand sanitizer, mulai dari yang menggunakan bahan-bahan alami atau bahan sintetis buatan pabrik, jenis masker mulai dari yang biasa hingga masker bergambar separuh wajah manusia dari yang lucu hingga yang menyeramkan, face shield dijual di mana-mana, hingga aplikasi-aplikasi baru untuk berkomunikasi dengan orang banyak walaupun dilakukan secara jarak jauh menggunakan internet, misalnya zoom, whatsapp, google meet. Untungnya kita hidup di zaman internet, sehingga tidak terlalu sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain walaupun terpisah jarak, ruang dan waktu.


Corona Mengkhawatirkan, meme(riahkan) dan sticker menyenangkan, 2020 - Novantri Sumahadi

Lalu bagaimana dengan dunia seni rupa khususnya? Menurut Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi. 

Pakeliran Jagad Sungsang, 2020 - Syamsul Subakri

Dan sebagaimana yang diungkapkan oleh Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Maka para perupa menunjukkan kreativitasnya untuk merespon pandemi COVID-19 ini menjadi karya-karya mereka. Begitu juga ruang-ruang pamer tidak lagi hanya di galeri-galeri namun juga secara virtual melalui berbagai media sosial. Bisa jadi COVID-19 banyak memakan nyawa manusia, namun tidak untuk kreativitasnya. 

Support, 2020 - Didit Prasetyo

Justru pandemi COVID-19 ini membuat manusia semakin kreatif. Salah satunya ialah pameran A(r)T HOME yang dibuka pada tanggal 21 Juni 2020 secara daring (online) melalui jejaring media social dan luring (offline) pada pukul 15.00 WIB di Gedung DKM Jl. Majapahit No. 5 Malang. Pengunjung wajib memperhatikan yang telah ditentukan (protokol kesehatan) oleh pemerintah.

Seniman telah mati, 2020 - Bobby Nugroho

Saat saya mendatangi langsung gedung DKM memang protokol itu diberlakukan sesuai yang dianjurkan oleh pemerintah, mulai pengunjung wajib bermasker, mencuci tangan menggunakan sabun dan tetap memperhatikan jarak fisik dengan pengunjung yang lain.

New Norma 1, 2020 - Dewi Jasmine

Karya yang ditampilkan beragam mulai dari lukisan, instalasi, video art, hingga new media art. Sementara itu tema atau topik yang diusung lebih banyak menyoroti kondisi pandemi dan dampaknya terhadap manusia dan kehidupan, refleksi diri selama #dirumahaja, kepedulian maupun harapan di era tatanan hidup baru (new normal). Pameran ini diikuti oleh 14 seniman dari kota Malang.


Dinding Solidaritas, 2020 - Masari Arifin

14 Seniman tersebut ialah:

  • Bobby Nugroho
  • Didit Prasetyo Nugroho
  • Novantri Sumahadi
  • Dapeng Gembiras
  • Effendi Goweng
  • Masari Arifin
  • Uddin Noor
  • Ferry Said
  • Bustaf Abid
  • Dewi Jasmine
  • S. Derajad
  • Syamsul Subakri
  • Ajanis Maliki
  • Dimas Novib



Fragmen Rupadatu, 2020 - Bustaf Abid

Salah satu karya yang sempat saya diskusikan dengan perupanya yaitu karya wayang yang terbuat dari material limbah plastik karya Dapeng Gembiras, karya ini bagi saya memiliki keunikan tersendiri, karena berani keluar dari pakem pewayangan selama ini. Selain bahan wayang, visualisasi karakter atau tokoh wayang  juga baru dan belum pernah saya jumpai di wayang-wayang yang selama ini pernah saya lihat, baik wayang kulit, wayang beber, maupun wayang golek/boneka. Sayangnya, waktu itu saya tidak memiliki kesempatan untuk melihat pertunjukan wayang itu sendiri. 


Jejak Record, 2020Ferry


Fragile, 2020 - Ajanis Maliki

Secara keseluruhan, menurut saya pameran ini sangat bagus karena momen pameran di tengah pandemi ini merupakan salah satu upaya para seniman dalam membangkitkan kembali gairah berkesenian di kota Malang, semoga wabah ini lekas hengkang dari tanah air tercinta dan seluruh aspek kehidupan kembali berjalan normal, salam budaya!!




Potret Diri, 2020 - Uddin Noor





Tidak ada komentar:

Posting Komentar