Rabu, 12 Juli 2023

Seniman Kaligrafi di Dunia



Salah satu bentuk pengembangan dari seni tipografi ialah Kaligrafi. Dalam buku Seni Kaligrafi (1985) oleh Abdul Karim Husain, kata kaligrafi berasa dari bahasa latin yang terdiri dari kalios (calios) artinya indah dan graf (graph) yang berarti gambar atau tulisan. Dalam bahasa Inggris dikenal istilah Calligraphy, yaitu lisan indah dan seni menulis indah. Tulisan halus yang obyeknya huruf Jawa, Latin, Jepang, hindi, China, Rusia, dan lainnya disebut kaligrafi. Sedangkan dalam bahasa Arab disebut Khat yang artinya garis atau tulisan indah. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia, kaligrafi ialah seni menulis indah dengan pena.

Berkembangnya kaligrafi hingga menjadi kesenian Islam yang mendunia tidak terlepas dari kiprah kaligrafer-kaligrafer handal di masa lalu. Merekalah tokoh-tokoh yang mendedikasikan seumur hidupnya dalam mempelajari dan mengajarkan seni kaligrafi Islam di dunia Islam. Sebagian karya-karya mereka masih dapat kita jumpai dalam berbagai literatur dan referensi kaligrafi Arab. Peran serta mereka dalam perkembangan dan pelestarian seni kaligrafi Islam tak dapat dipisahkan dari sejarah kaligrafi Islam itu sendiri. Kontribusi nyata dari perjuangan mereka masih dapat kita nikmati hingga saat ini.

Sejumlah nama terus dikagumi dan ikut mendunia bersama kaligrafi yang mereka lahirkan. Diantara seniman-seniman aksara itu adalah Ibnu Muqlah, Ibnu Bawwab, Yaqut Al musta'simi, Hamdullah (Ibn Syaikh), Hafidh Ustmart, Musthafa Al- Raqim, Hamid Al-Amidi, dan Hasyim Muhammad Al-Bagdadi.

Ibnu Muqlah

Kaligrafier yang lahir pada 887 M (272 Hijriyah) di Baghdad ini merupakan seorang wazir (menteri) pada masa Khilafah Abbasiyah. Kemampuan kaligrafinya ia dapatkan atas bimbingan Al-Ahwal Al-Muharrir. Karena kemahirannya dalam menulis kaligrafi, Ibnu Muqlah dikenal sebagai Imam Al-Khaththathin atau Bapak para Kaligrafer.

Salah satu keberhasilan Ibnu Muqlah dalam kaligrafi adalah dalam mengangkat gaya tulis Naskhi menjadi Khath Kufi, selain juga menekuni Khath Tsulus. Sumbangan Ibnu Muqlah dalam dunia kaligrafi bukan pada penemuan gaya melainkan dalam hal pemakaian kaidah-kaidah sistematis, terutama untuk Khath Naskhi.

Sayang, hidup Ibnu Muqlah sangat malang. Kaligrafer hebat yang khatnya pernah digunakan untuk menyalin surat perdamaian (hadnah) antara kaum muslimin dan Bangsa Romawi ini diguncang tekanan berat akibat masalah-masalah kekhalifahan yang sedang bergolak dengan segala kekisruhannya, yaitu tatkala penindasan, korupsi, dan intrik-intrik politik menjadi setan-iblis kekuasaan yang merajalela. Model kepemimpinan pada waktu itu telah menyiksanya dengan beragam penderitaan. Ibnu Muqlah difitnah dan dijebloskan ke penjara. Lalu lengan kanannya yang merupakan "senjata sakti" untuk melahirkan karya-karya hebatnya dipotong. Seperti kisah Nabi Yusuf mendapat ilmu ladunni saat dipenjara, Ibnu Muqlah pun dalam penderitaannya di penjara mendapat inspirasi "puncak ilmu kaligrafi". Ia bertambah kreatif. Dengan lengan kanannya yang buntung, ia terus saja menggores beruji-coba huruf dan mendesain bentuk-bentuknya yang belum beraturan pada waktu itu. Bermodalkan kepandaiannya di bidang ilmu ukur atau geometri, Insinyur Ibnu Muqlah menemukan tata cara menulis dengan mengukur huruf per huruf (ميزان الحروف) secara tepat dan detail. Dengan alat ukur yang disebut mizan ini, bentuk-bentuk huruf sampai ukurannya, tipis-tebalnya, tegak-miringnya, tinggi-rendahnya, lengkungannya menjadi tertib, terukur, seimbang, dan harmonis. Undang-undang ciptaan Ibnu Muqlah ini dikenal dengan sebutan al-khatt al-mansub (الخط المنسوب) alias kaligrafi berstandar yang terdiri atas:

1) Standar Titik.

2) Standar Alif.

3) Standar Lingkaran.

Tiga standar ukur ini mula-mula diterapkan oleh Ibnu Muqlah pada khat Naskhi. Belakangan, seluruh gaya khat kursif (khat selain Kufi) seperti Tsulus, Farisi, Diwani, dan Riq'ah pun menerapkannya dan masih berlaku lebih 1.000 tahun sampai sekarang.

Ibnu Bawwab

Merupakan putra seorang penjaga pintu istana di Baghdad yang menghafal Alquran dan menuliskannya dalam 64 eksemplar. Salah satunya ia tulis dengan gaya Raihani dan disimpan di sebuah masjid di Istambul. Dialah penemu dan pengembang gaya khath Raihani dan Muhaqqah. serta salah satu penerus gaya Naskhi yang diusung Ibnu Muqlah. 

Ibnu al-Bawwab mempunyai nama asli Abul Hasan Ali ibnu Hilal. Sanjungan yang kerap diberikan kepada beliau adalah “tidak ada orang sebelumnya dan setelahnya yang menulis dengan keindahan tulisan yang menyamainya”. Meskipun sebelum masa Ibnu al-Bawwab, telah ada seorang kaligrafer terkenal, yaitu Ibnu Muqlah tetapi pujian di atas mengisyaratkan bahwa dari beberapa sisi, Ibnu al-Bawwab lebih unggul dari Ibnu Muqlah. Tahun kelahiran Ibnu al-Bawwab tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan sekitar tahun 350 H. Dilahirkan dan besar di Baghdad. Dikenal dengan sebutan Ibnu al-Bawwab, karena konon ayah beliau seorang bawwab, yang berarti seorang penjaga pintu. Ibnu al-Bawwab telah hafal al-Qur’an ketika umurnya masih beliau. Belajar sastra Arab kepada seorang ahli bahasa terkenal, yaitu Abu al-Fath Utsman, yang lebih dikenal dengan Ibnu al-Jinni (w. 393 H). Sedangkan untuk khot, beliau belajar dari Abdullah bin Asad al-Katib dan as-Samsarani, keduanya adalah murid Ibnu Muqlah. Sebelum belajar khot, Ibnu al-Bawwab dikenal ahli dalam menghias atap dan dinding rumah. Kemudian beliau juga dikenal sebagai pembuat cincin yang handal. Bahkan setelah dikenal menjadi Kaligrafer yang piawai, beliau pun masih dikenal sebagai sastrawan dan ahli bahasa yang ulung. Beliau pernah mengarang tulisan tentang “seni menulis”. Nama beliau juga disebutkan dalam buku “mu’jam al-udaba'” karya Yaqut al-Hamwi. Sedangkan Ibnu al-Fuuthi memuji Ibnu al-Bawwab sebagai orang yang diberi rejeki keindahan tulisan dan keindahan sastranya.

Ibnu al-Bawwab dan Model Tulisannya Hampir semua kaligrafer dan sejarawan mengakui ketokohan Ibnu al-Bawwab. Bahkan jika sering ditemukan orang yang mengaku lebih unggul dari yang lain di suatu keahlian, maka dalam kaligrafi, tidak ada seorang pun setelahnya yang mengaku lebih dari Ibnu al-Bawwab. Beliau -sebagaimana disinggung di awa tulisan ini- adalah kaligrafer terbaik yang belum pernah ada sebelum dan sesudahnya yang sepertinya, bahkan Ibnu Muqlah sendiri. Ibnu al-Bawwablah yang menyempurnakan huruf-huruf Ibnu Muqlah, seorang kaligrafer yang oleh ِAbu al-Hayyan at-Tauhidi disebut ‘nabinya’ khot. هو نبي في الخط، أُفرغ الخطُّ في يده كما أوحي إلى النحل في تسديس بيوته Jika sanjungan atas Ibnu Muqlah saja sedemikian besarnya, lantas seperti apakah tulisan tokoh kita yang konon keindahana khotnya tidak ada yang menyamai baik sebelum maupun sesudahnya? Al-Qazwini dalam bukunya “Atsarul Bilad” menyebutkan bahwa Ibnu al-Bawwab -dengan kejeniusannya- ‘mengadopsi’ tulisan Ibnu Muqlah untuk membangun model tulisannya sendiri yang beliau tulis dengan sangat indah, sehingga sulit ditiru oleh kaligrafer manapun. Keindahan tulisannya tercermin dari bentuknya yang anggun, kuat, bersih serta rapi. Bahkan jika seandainya beliau menulis huruf alif seratus kali pun, maka semua tulisan tersebut akan sama, tidak ada satu huruf pun yang berbeda karena karakternya yang kuat tadi lahir dari satu ‘cetakan’ yang sama (yaitu tangan Ibnu al-Bawwab). Seorang orientalis D. S. Rice dalam bukunya “The Unique Ibnu al-Bawwab Manuscript” terbitan Dublin (Emery Walker 1955) memaparkan kekagumannya kepada Ibnu al-Bawwab setelah menyelesaikan risetnya yang mendalam tentang keunikan tulisannya dengan obyek mushaf yang beliau tulis yang saat ini menjadi salah satu dari koleksi mushaf al-Qur’an di perpustakaan Chester Beatty di kota Dublin. Hal senada juga diungkapkan oleh seorang peneliti Irak, Hilal Naji yang meneliti tulisan dan karya-karya Ibnu al-Bawwab dalam bukunya “Ibnu al-Bawwab; ‘Abqariy Khat Arabi ‘Abra al-Ushuur”. Hilal Naji menyimpulkan dari hasil penelitiannya, bahwa Ibnu al-Bawwab mempunyai model dan bentuk tulisan yang ideal, tertuang jelas lewat karya-karyanya. Peninggalan Beliau Ibnu al-Bawwab mewariskan kepada kita semuanya banyak karya. Tidak hanya dalam bentuk mushaf serta tulisan karya kaligrafi, tetapi juga tulisan-tulisan berharga berbentuk “mandzumah” (kumpulan bait syiir) berisi bait-bait yang berisi keterangan lengkap seni kaligrafi. Di antara mandzumah yang telah beliau tulis adalah “Ra`iyah Ibn al-Bawwab fi al-Khatth wa al-Qalam”. Mandzumah ini berisi keterangan tentang alat-alat kaligrafi. Mandzumah ini telah diterbitkan oleh seorang peneliti bernama Muhammad Bahjat al-‘Atsari, di mana mandzumah ini digabung dengan penjelasannya yang dikarang oleh Ibnu al-Wahid Syarafuddin Muhammad bin Syarif az-Zar’i (w. 771 H). Buku yang telah naik cetak tersebut diberi judul “Syarh Ibni al-Wahid ‘Ala Ra`iyah Ibni al-Bawwab”. Dipasarkan pertama kali di Tunis pada tahun 1387 H/ 1967 M. Di antara peninggalan Ibnu al-Bawwab yang abadi adalah mushaf yang beliau tulis di Baghdad tahun 391 H/ 1000 M, yang saat ini terjaga di perpustakaan Chester Beatty di kota Dublin, Irlandia. Mushaf ini dihiasi dengan zahrafah beliau sendiri. Zahrafah yang sangat indah, seindah tulisannya. Peninggalan Ibnu al-Bawwab lainnya adalah sebuah buku karangan Ibu Usman bin Bahr al-Jahidz tentang buku dan urgensi mengoleksi buku yang bagus. Karangan al-Jahidz ini ditulis tangan oleh Ibnu al-Bawwab, saat ini tersimpan di koleksi Turkish and Islamic Arts Museum, di daerah Fatih, Istanbul, Turki. Di akhir buku jelas tertulis “Katabahu Ali ibnu Hilal, Hamidan Allaha Ta’ala ‘ala Ni’amihi”. Ibnu al-Bawwab juga menulis Syi’ir dari Salamah Ibnu Jandal. Tulisan ini bisa didapati pada Museum Topkapı Sarayı di bagian Qashr Bahgdad. Copian lain dari tulisan ini juga terdapat pada perpustakaan Hagia Sophia (Aya Sofia) di Istanbul. Tulisan beliau lainnya yang sampai kepada kita saat ini adalah do’a riwayat dari Zaid bin Tsabit, dan Diwan Syi’ir al-Hadhirah (koleksi Perpustakaan Darul Kutub, Kairo).

Wafatnya Beliau dan Pujian Kepadanya Ibnu al-Bawwab banyak sekali mendapatkan pujian dan sanjungan berkat ketokohannya dalam kaligrafi. Para sejarahwan banyak mencatat nama beliau dengan tinta emas. Mereka semua sepakat bahwa tokoh kita ini adalah imam dalam kaligrafi tanpa ada tandingannya. Di antara para sejarahwan memberi Ibnu al-Bawwab beberapa gelar sebagai penghormatan kepada beliau. Adz-Dzahabi misalnya, menjuluki beliau dengan sebutan “malikul kitabah” (rajanya tulisan), sedangkan al-Fuuthi menyebut beliau sebagai “qalamu Allah ‘ala al-Ardh” (pena Allah di atas bumi), dan Ibnu ar-Ruumi, mengungkapkan kekagumannya kepada Ibnu al-Bawwab dalam sebuah bait ولاح هلال مثل نون أجادها # يجاري النضار الكاتب ابن هلال Ibnu al-Bawwab menjadi pusat perhatian dan kekaguman setiap orang hingga wafat beliau pada tanggal 2 Jumada al-`Ula 413 H/ 3 Agustus 1022 M


Yaqut Al-Musta'simi

Seorang kepala perpustakaan Al- Mistan Syiriyah di Baghdad yang memiliki julukan Jamaluddin dan akrab disapa Abu Durra atau Abu Al- majid. Kaligrafer yang juga penyair ini mengembangkan metode baru penulisan huruf arab serta memelopori penulisan menggunakan bambu yang dipotong miring sebagai pena. Yaqut dikenal melalui filsafatnya tentang kaligrafi, "Al- khaththu handasatun ruhaniyyatun dhaharat bi alatin jasmaniyyatin (Kaligrafi adalah geometri spiritual yang diekspresikan melalui alat jasmani)". Berkat kelihaiannya, gaya Khath Tsuluts berkembang menjadi bentuk ornamental yang dekoratif.

Ibnu Syekh (Syekh Hamdullah Al-Amasi) 

Merupakan salah satu maestro.kaligrafi terbesar sepanjang sejarah Utsmani dan menjadi kiblat para kaligrafier-kaligrafier pada masa itu. Pada zamannya, Sultan Bayazid II (Sultan Utsmani yang memerintah pada 1481-1512 M) belajar kaligrafi padanya. Dan karya-karya yang ditinggalkannya menjadi 'rumus' bagi pengembangan penulisan khath selanjutnya.

Hafiz Ustman (Ustman ibnu Ali)

Berjuluk Al-Hafiz karena telah menghafal Alquran sejak masih muda. Kepandaian kaligrafer yang menekuni gaya Khath Tsuluts dan Naskhi ini tampak dalam karyanya yang berjudul Hiliyah (sebuah deskripsi tentang Nabi Muhammad). Selain itu, ia berhasil menulis 25 mushaf Alquran yang inskripsinya tersebar di seluruh Istanbul, Turki.

Musthafa Al-Raqim

Bakat menulisnya telah nampak sejak ia masih kecil. la mempelajari Khath Naskhi dan Tsuluts dari kakeknya dan menjadi penulis Kesultanan Utsmani pada masa pemerintahan Salim III. Kemudian ia diangkat sebagai Kepala Departemen Seni Lukis Kesultanan. Selain itu, Al-Raqim juga menjadi guru Sultan Salim II dan Mahmud II. Kepandaiannya membuat seorang kaligrafer menulis tentangnya, "Ketika orang Barat bangga dengan Raphael dan Michaelangelo sebagai pelukis, kita seharusnya bangga dengan Al-Raqim sebagai kaligrafer yang jenius."

Hamid Al-Amidi

Kaligrafer yang menetap di Istambul sejak usia 15 tahun dan belajar tentang hukum-hukum kaligrafi dan cabang seni lainnya. Dialah penulis kaligrafi pada dinding- dinding beberapa gedung terkenal dan penting di Istambul. Enam bulan sebelum ia wafat, Pusat Penelitian Sejarah dan Seni di Turki mengadakan pemutaran film dokumenter berjudul "Hamid Al-Khattath" atau "Hamid Sang Kaligrafer" yang tersebar di beberapa negara termasuk Mesir. Selain menjadi inspirator bagi kaligrafer setelahnya, Hamid Al-Amidi juga pernah memberi ijazah kepada beberapa khattath ternama. Diantaranya adalah dua ijazah kepada Hasyim Muhammad Al- Baghdadi (pada 1950 dan 1952).

Hasyim Muhammad Al- Bagdadi

Dilahirkan di Baghdad pada 1917, Hasyim telah mempelajari kaligrafi sejak usia remaja. Usai memperoleh gelar Diploma dari Mulla 'Ali Al-Fadli pada tahun 1943, ia meneruskan studinya di Royal Institute of Calligraphy Kairo dan lulus pada 1944. Di tahun yang sama, ia memperoleh ijazah dari dua kaligrafer terkenal, Sayyid Ibrahim dan Muhammad Husni. Seorang kaligrafer ternama lainnya, Hamid Al-Amidi, pada 1952 mengukuhkan Hasyim Muhammad Al-Baghdadi sebagai penulis khath terbaik di dunia Islam. Hasyim yang pernah menerbitkan buku tentang gaya penulisan Al-Riq'ah pada tahun 1946 juga dikenal sebagai penulis khath terbaik dalam gaya Tsuluts.

Tahun 1960, Hasyim dinobatkan sebagai pen-tashih kaligrafi Arab di Institute of Fine Art di Baghdad, lalu sebagai Ketua Bahgian Dekorasi Islam dan kaligrafi Arab. la menghembuskan nafas terakhirnya pada 1973, setahun setelah menerbitkan sebuah buku koleksi khath miliknya berjudul "Qawaidh Khatthil Araby" "(Kaidah Penulisan Khath Arab)". Hingga kini buku tersebut merupakan kitab panduan kaligrafi Arab yang paling fenomenal dan dijadikan referensi bagi pelajar kaligrafi Arab di dunia Islam. Selain nama-nama besar di atas, sebenarnya masih banyak nama lain yang mungkin kurang mashur popularitasnya di dunia, atau mungkin tidak terdokumentasi dengan baik mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi kala itu tidak secanggih sekarang dalam menyimpan dan mendistribusikan informasi.

Tentu saja masih sangat banyak kaligrafer-kaligrafer handal hingga saat ini. Begitu juga gaya khat yang dihasilkannya.



Kamis, 09 Februari 2023

Quotes

Pengertian Quote 

    Quote dalam kata kerja berarti mengulang atau menyalin sebuah teks atau pidato yang ditulis atau disampaikan oleh orang lain. Quote adalah kutipan dari sebuah teks atau pidato. Quote juga merupakan sekelompok kata atau tulisan pendek yang diambil dari sebuah buku, drama, pidato, dan lain-lain dan diulang karena menarik atau berguna.

Quote biasanya diberi tanda kutip (“...”). Biasanya dicantumkan sumber untuk menunjukkan asal kalimat dari sumber lain atau mengkredit si penulis atau pencetus asli. Selain digunakan untuk karya ilmiah, biasanya quote juga bisa kita temui pada gambar-gambar di poster atau internet.

    Tujuan quote ada bermacam-macam. Dalam bidang akademis, kegunaan quote dipakai untuk mendukung argumen atau pendapat dari penulis. Pada ilustrasi atau poster, quote yang berupa kata-kata bijak bertujuan untuk memberi motivasi, inspirasi, pengingat, dan lainnya yang berkaitan dengan gambar yang ada.

Membuat Kutipan Kata Sendiri :

1. Memahami teks yang akan dikutip. 

    Sebelum menulis kutipan kalian dapat menggunakan esensi ide orang lain dan menuliskannya dengan kata-kata sendiri, pahami terlebih dahulu teks yang akan dikutip, ulangi membacanya, lalu tuangkan ide tersebut dengan menggunakan imajinasi sendiri. Pisahkan  teks asli dan tulis inti dari teks tersebut tanpa menconteknya. Menghindari kata-kata copy paste dari karya yang sudah ada, terjemahkan dengan menggunakan bahasa sendiri. Tambahkan catatan yang sesuai dengan konteks teks.  Ajukan pertanyaan kepada diri sendiri, seperti: Di mana peristiwanya terjadi? Bagaimana latar belakangnya? Apa lagi yang perlu diketahui pembaca tentang hal itu? Mengapa hal ini penting bagi kalian? 

2. Silahkan cek ulang teks asli

    Lihatlah apakah masih ada teks asli (jika masih ada, teks tersebut bisa diganti dengan teks lain namun memiliki kesamaan arti) dan baca kembali. Kemudian pastikan teks yang akan disajikan memiliki pesan akurat.

3. Menggunakan tanda kutip. 

    Jika ada frasa atau istilah khas yang kalian pinjam langsung dari teks asli, gunakan tanda kutip untuk membedakannya.

4. Menyebutkan sumber. 

    Sertakan informasi relevan terkait sumber tulisan kalian, termasuk judul, pengarang, dan tanggal publikasi.

Tujuan Membuat Quote:

Tujuan quote yang terkait dalam bidang akademis dipakai untuk mendukung argumen atau     pendapat dari penulis, sedangkan untuk ilustrasi atau poster quote yang berupa kata-kata bijak bertujuan untuk memberi motivasi, inspirasi, pengingat, dan lainnya yang berkaitan dengan gambar yang ada.

Fungsi Quote:

    Bagi seseorang yang sedang merasa sedih atas beberapa faktor, seperti kegagalan meraih cita-cita yang telah diinginkannya dalam mencapai tujuan hidupnya. Kata-kata kutipan motivasi diharapkan mampu membangkitkan semangat yang telah hilang, sedangkan kutipan yang kurang baik ialah kutipan yang membuat pembacanya terkesan agar tetap bersedih dan semakin menyebabkan membuat terpuruk.

Contoh-contoh poster Quote:


















Tipografi

Sejarah tipografi

    Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan piktogram. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratik, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotik, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. 


Piktograf yang dibuat penduduk asli Amerika di Great Gallery, Horseshoe Canyon, Canyonlands National Park 


Piktograf tahun 1510 yang menceritakan kedatangan misionaris ke Hispaniola

    Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa. Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad ke-8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruria yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi. 
    Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.
Contoh huruf Hieratik: Abjad dengan elemen logografik berbahasa Mesir Periode Protodinastik abad ke-3 Masehi Arah penulisan Kanan ke kiri 


Demotik (dari δημοτικά dimotika): Replika tulisan Demotik pada Batu Rosetta

Pengertian Tipografi

    Secara etimologi, tipografi/typography berasal dari bahasa Yunani. Typos berarti bentuk, dan Graphein berarti menulis.  Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode penataan layout, bentuk, ukuran dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan.
    Tentunya bidang studi ini sangat relevan dengan desain grafis  atau desain komunikasi visual pada umumnya. Akan tetapi sebetulnya tipografi juga banyak digunakan di bidang lain seperti sastra dan seni murni. Sastra menggunakan tipografi puisi untuk memperindah tulisannya, sementara seni murni dapat mengisolasi huruf dari fungsinya untuk diubah menjadi salah satu unsur estetis maupun membantu ungkapan atau pesan yang ingin disampaikan.
    Tipografi dilakukan dengan memilih Typeface (font) yang tepat, merekayasa gaya atau stylenya, hingga ke pengaturan susunan kata, paragraf dan tata letaknya secara keseluruhan. Untuk memulainya kita harus mengetahui dulu berbagai terminologi yang terdapat pada tipografi.
    Tipografi pada dasarnya adalah teknik dalam memilih teks dalam proses desain grafis. Jadi pengertian tipografi secara umum adalah teknik dalam melakukan penyusunan huruf dan teks di dalam suatu pembuatan visual supaya dapat terbaca dan menarik untuk dilihat. Seni ini berkaitan erat dengan pemilihan jenis huruf atau yang dikenal dengan sebutan font. 
    Tipografi akan menentukan estetika di dalam suatu desain grafis. Oleh sebab itu, perlu kemampuan khusus untuk dapat menyusun tipografi yang menarik secara visual dan dapat diterima dengan baik oleh pembacanya. 
    Contoh tipografi yang mungkin sering ditemui adalah tipografi di desain poster dan kemasan. Ketika kalian menyaksikan tulisan di dalam suatu poster atau desain kemasan, maka itulah yang dinamakan dengan tipografi.
    Meskipun berkaitan erat dengan desain grafis, tetapi tipografi sebenarnya juga dapat digunakan pada seni-seni murni. Salah satu seni non-desain grafis yang memanfaatkan tipografi adalah puisi. Tipografi puisi adalah struktur yang membentuk suatu puisi, mulai dari tepi kanan-kiri, baris, hingga penggunaan huruf kapitalnya. 

Pengertian Tipografi Menurut Para Ahli
1. Adi Kusrianto
  Menurut Adi Kusrianto, tipografi adalah suatu ilmu yang digunakan untuk menata huruf dalam publikasi visual, baik cetak maupun digital. 
2. Sudiana
    Menurut Sudiana, tipografi adalah suatu teknik pemilihan, penataan, dan berbagai hal yang berkaitan dengan susunan huruf, bukan termasuk ilustrasi yang tidak berbentuk huruf. 
3. Darmadi
   Menurutnya, tipografi adalah suatu karya seni yang berkaitan dengan penggunaan huruf. Penggunaan huruf ini penting digunakan untuk melakukan komunikasi dengan para pembaca.

Elemen Tipografi
    Setidaknya ada dua elemen penting yang terdapat di dalam suatu tipografi, elemen itu antara lain: 
1. Huruf Teks
    Huruf teks adalah huruf yang dipilih untuk memberikan penjelasan tertentu. Jadi huruf teks ini sifatnya adalah pendukung dari huruf utama. Penyusunan huruf teks penting dilakukan supaya teks mudah dibaca dengan jelas.  Jadi usahakan agar dapat mempertimbangkan mengenai ukuran, warna, dan jenis font agar para pembaca dapat membaca dalam kondisi apapun. 
2. Huruf Judul
    Huruf judul adalah huruf utama dari suatu publikasi visual. Huruf judul umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dari huruf teks. Jadi huruf judul ini juga perlu mempertimbangkan jenis font yang dipilih, ukuran, dan juga warna. 

Fungsi Tipografi
    Ada beberapa fungsi yang dihasilkan dari pembuatan seni tipografi, fungsi-fungsi itu antara lain: 
1. Mudah Dibaca
    Mudah dibaca adalah salah satu fungsi utama dari tipografi. Jadi, tipografi dibuat supaya pembaca dapat dengan mudah memahami teks yang dituliskan. Di sini, pemilihan font, ukuran, dan warna akan sangat menentukan. 
2. Menarik Perhatian
    Selain untuk memberikan kemudahan, tipografi juga berfungsi untuk menarik perhatian para pembaca. Tipografi ini bahkan lebih penting ketimbang ilustrasi dari suatu desain publikasi. Pasalnya, tujuan dari desain publikasi itu tercantum pada tipografi. Oleh sebab itu, perlu penyusunan yang dapat menarik perhatian calon pembacanya.
3. Memperkuat Tema Visual
    Tipografi juga menentukan kesan visual di dalam suatu desain grafis. Misalnya ketika ingin membuat poster yang bertemakan misteri. Pemilihan font dan warna pun juga harus menyesuaikan dengan desain yang ada, agar kesan horor semakin kuat. Namun berbeda ketika kita sedang membuat poster yang bertemakan horor, tetapi menggunakan warna font yang cenderung berwarna, tentunya akan menghilangkan kesan horor. 
4. Memperkuat Karakter
    Memperkuat karakter juga merupakan salah satu fungsi dari tipografi, terutama untuk pembuatan desain produk. Pemilihan jenis dan warna tipografi akan sangat menentukan karakter dari produknya. Misalnya produk yang dikhususkan untuk laki-laki akan dibuat dengan jenis font yang tegak, tebal, dan tegas agar memperkuat karakter kelaki-lakian mereka. 

Ciri huruf yang mudah dikenali: goresan (stroke), siripan (serif), dan sempitan (stress)

Prinsip Tipografi
    Seperti yang telah dijelaskan bahwa tipografi tidak bisa disusun secara asal-asalan. Perlu adanya kemampuan khusus untuk dapat melakukannya.
Namun, pada dasarnya ada tiga prinsip yang harus dipenuhi dalam penyusunan tipografi agar tujuannya dapat tercapai. Prinsip itu antara lain:
1. Readability
    Readability maksudnya adalah tipografi harus dapat terbaca. Seperti diketahui, tujuan utama pembuatan tipografi adalah untuk memudahkan para calon pembacanya. Oleh sebab itu, di dalam tipografi harus memenuhi prinsip readability. Readability ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu misalnya jenis font, jarak antar huruf, ukuran, sampai kombinasinya. 
2. Legibility
    Legibility pada dasarnya nyaris sama dengan readability, yaitu kemudahan untuk dibaca. Prinsip ini juga harus diterapkan supaya para pembaca dapat dengan mudah memahami apa isi teks. Legibility ini dipengaruhi oleh jenis font dan ukurannya. Semakin mudah dibaca, maka tipografi akan semakin baik pula. 
3. Visibility
    Visibility maksudnya adalah tipografi dapat terlihat dalam jarak tertentu. Artinya, tipografi disarankan untuk jangan terlalu kecil supaya dapat terlihat oleh para pembaca sejauh apapun jarak penglihatannya. Selain itu, jenis font juga akan menentukan visibility, karena dalam beberapa kasus, memang tipografi terlihat dengan jelas, tetapi tidak bisa terbaca. 
4. Estetika
    Tipografi juga harus memenuhi prinsip estetika. Meskipun mungkin selera dan karakter tiap desainer pasti berbeda, tetapi ada estetika-estetika tertentu yang menjadi pakem di dalam tipografi. Estetika ini akan sangat mempengaruhi keindahan dari tipografi sehingga dapat menarik perhatian orang. Semakin bagus tipografi dibuat, maka akan semakin membuat orang penasaran pula. Alhasil., tujuan dari tipografi pun akan terpenuhi. 
Sebagai acuan awal dalam prinsip-prinsip kebenaran untuk menghasilkan karya tipografi yang maksimal, beberapa prinsip tipografi berikut ini dapat kita ikuti. Prinsip yang telah diakui oleh banyak pakar tipografi ini terbagi menjadi dua prinsip besar, yaitu prinsip keterbacaan tipografi, dan prinsip estetis tipografi.

Prinsip Keterbacaan Tipografi
1. Huruf kecil cenderung lebih baik tingkat keterbacaannya jika dibandingkan dengan huruf besar/kapital. Kemungkinan karena huruf kecil bentuknya jauh lebih kontras satu sama lain.
2. Huruf lurus (standar) jauh lebih mudah dibaca jika dibandingkan dengan huruf miring (italic), namun jika kata huruf miring di apit oleh huruf reguler, justru tingkat keterbacaannya meningkat.
3. Warna kontras cenderung membantu tingkat keterbacaan, namun jika terlalu kontras akan membuat mata cepat lelah. Maka dari itu kebanyakan website hari ini tidak menggunakan warna hitam murni, tetapi menggunakan abu gelap di atas putih.
4. Teks gelap di atas background terang lebih mudah dibaca dibandingkan dengan teks terang di atas background gelap.
5. Warna abu tua di atas krem adalah kombinasi warna memiliki keterbacaan paling baik sekaligus nyaman.

Prinsip Estetis Tipografi
1. Batasi penggunaan typeface dalam satu halaman/desain. Dua jenis typeface biasanya sudah cukup, satu untuk judul dan satu untuk isi.
2. Batasi penggunaan warna, satu untuk judul dan satu untuk isi.
3. Gunakan minimal tiga ukuran dan atau weight yang berbeda untuk memaksimalkan kontras dan keindahan tipografi.
4. Gunakan ukuran yang konsisten untuk setiap set teks yang berbeda.
5. Berikan letter spacing lebih untuk font berukuran kecil dan kurangi spasi letter spacing untuk font ukuran besar.
6. Pastikan line height dan jarak antar spasi berbeda jauh, terutama jika line height dibuat menjadi lebih renggang.

Tips Penggunaan Tipografi
1. Pemilihan Jenis dan Warna Font
    Pemilihan font merupakan salah salah satu faktor yang akan sangat menentukan kesan dari tipografi. Oleh karena itu, usahakan untuk memilih font yang sesuai dengan tujuan dari desain yang diinginkan. Sesuaikan pula, font dengan latar belakangnya. Hal ini berkaitan dengan warna dari teks, jadi apabila latar belakang berwarna gelap, maka usahakan agar teks menggunakan warna yang terang, pun sebaliknya. 
2. Menentukan Ukuran
    Ukuran juga patut dipertimbangkan ketika sedang membuat suatu desain. Tentukan ukuran font sesuai dengan output yang akan dihasilkan. Misalnya untuk publikasi cetak, maka ukuran font juga usahakan yang cenderung besar. Ukuran font juga diusahakan jangan sampai terlalu kecil.
3. Pengaturan Jarak Antar Teks    
    Jarak antar teks atau spasi juga perlu diperhatikan agar tipografi lebih enak untuk dibaca. Usahakan agar spasi membuat tulisan lebih mudah untuk dibaca. Selain itu, berikan pula jarak teks dengan tepi dari desain agar tidak terlalu memenuhi desain utama.Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak huruf serta jenisnya dengan pengaturan dan penyebarannya pada ruang yang tersedia, untuk menghasilkan kesan tertentu, sehingga akan membantu pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin, baik dari segi keterbacaan maupun estetika.


Anatomi Huruf


    Huruf terdiri dari banyak unsur-unsur pembentuknya. Huruf yang baik akan memiliki anatomi utuh seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah. Berbagai unsur anatomi tersebut mengikuti prinsip fundamental untuk merancang huruf. Mempelajari anatomi huruf sangat penting jika kita hendak merancang typeface, untuk memastikan legabilitas dan keterbacaannya.
    Seni merancang typeface huruf adalah keahlian yang rumit, sehingga harus dilatih dan dipelajari dengan dedikasi tinggi. Maka dari itu penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini akan dibahas pada artikel terpisah.
    Type face adalah kumpulan huruf yang memiliki desain dan tampilan visual yang sama. Meskipun setiap huruf memiliki wujud yang berbeda (A-Z), dalam satu typeface semua huruf dapat memiliki kemiripan bentuk dan gaya yang serupa. Contoh macam-macam typeface adalah: Times New Roman, Arial, Verdana.
    Type face adalah desain dari satu set bentuk huruf, angka, tanda baca, yang memiliki satu sifat visual yang standar dan konsisten. Sifat tersebut membentuk  karakter yang tetap meski rupa dan bentuk dimodifikasi (Will Hill, 2005:24). 
Kategori-kategori tersebut adalah:
1. Serif; Kategori serif  memiliki sirip/ kaki/ serif yang berbentuk lancip pada ujungnya, memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Serif memberikan kesan: klasik, anggun ,lemah gemulai. 

Serif juga dapat dikategorikan lagi dengan berbagai varian serifnya, seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah.
Jenis jenis serif

2. Sans Serif; Sans serif tidak memiliki kaki/serif/sirip, bertangkai tebal, sederhana dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Kesan yang dihasilkan: kokoh, kuat, kekar, stabil.

3. Script; typeface kategori Script menyerupai tulisan tangan, biasanya bergaya seperti huruf sambung. Script memberikan kesan dekoratif, keindahan dan elegan.


4. Monospace; Monospace adalah typeface yang setiap hurufnya memiliki dimensi horizontal (lebar) yang sama persis. Typeface ini bermanfaat ketika kita membutuhkan konsistensi lebih pada desain yang kita buat. Monospace menghasilkan kesan yang konsisten dan seragam.

5.Display; Kategori typeface ini dioptimasikan untuk digunakan sebagai heading atau judul suatu paragraf. Keterbacaan judul sangatlah penting, sehingga banyak perancang typeface yang mendedikasikan karyanya untuk judul. Display dapat digunakan untuk memperindah judul tanpa mengurangi keterbacaannya.




6. Lain-lain/Khas; Banyak karakteristik typeface lain yang belum dapat di kategorisasikan.
 


Typestyle (Gaya/Varian Huruf)
    Typestyle adalah berbagai parameter yang dapat digunakan untuk memodifikasi gaya tampilan dari suatu typeface. Terdapat beberapa parameter yang dapat dieksplorasi untuk disesuaikan dengan desain yang kita rancang. Setiap pemilihan varian yang kita lakukan berpengaruh terhadap keterbacaan dan keindahan tipografi yang disusun. Maka dari itu, sesuaikan berbagai kebutuhannya dengan dampak yang ingin kita raih (elegan, formal, kasual, dll). Prinsip-prinsip seni dan desain juga dapat kita terapkan untuk menjadi salah satu panduan kebenaran agar mendapatkan tipografi yang estetis. Berikut ini adalah beberapa parameter typestyle yang dapat dimodifikasi.
1. Weight
    Weight adalah tingkat ketebalan garis yang membentuk huruf. Biasanya suatu font memiliki weight yang berbeda-beda seperti: light (tipis), regular (biasa), medium (sedang) dan bold (tebal). Gunakan weight bold untuk judul dan weight biasa untuk teks isi. Atau justru sebaliknya: gunakan font tipis untuk judul, dan medium untuk teks isi. Yang perlu diperhatikan adalah kontrasnya, agar tipografi tampak lebih dinamis.
Media yang digunakan perlu menjadi perhatian juga dalam rekayasa weight typeface. Billboard yang harus terlihat dari jauh biasanya tidak dapat menggunakan font light, karena daya keterbacaannya kurang.
2. Width (Condensation)
    Width adalah lebar dari huruf. Jika lebar ruang untuk tulisan pada desain yang kita buat terbatas, sebaiknya gunakan typeface dengan width yang ramping (condensed). Beberapa typeface memiliki varian font dengan lebar yang lebih ramping, misalnya typeface Open Sans memiliki varian font Open Sans Condensed.

condensed font
    
Jangan pernah melebarkan atau meninggikan font dengan tidak proporsional. Hal tersebut bahkan sering disebut sebagai tindakan kriminal terhadap typeface dan tipografi secara umum. Gunakan varian font yang tepat jika menginginkan font yang lebih ramping, seperti: Open Sans Condensed, Arial Condensed, dsb.
3. Angle
    Terdapat dua opsi pada angle, yaitu Italic (huruf miring) atau oblique (lurus). Dalam PUEBI atau panduan umum ejaan bahasa Indonesia, huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam suatu kalimat.



Glosarium

    Piktogram adalah suatu ideogram yang menyampaikan suatu makna melalui penampakan gambar yang menyerupai/meniru keadaan fisik objek yang sebenarnya. Tanda atau gambar yang termasuk piktogram disebut piktograf. Contoh suatu piktograf meliputi gambar-gambar kuno dan lukisan prasejarah yang ditemukan dalam dinding gua. Piktograf juga digunakan dalam menulis dan sistem grafis.
    Ideogram (dari bahasa Yunani: ἰδέα yang berarti "ide" dan γράφω yang berarti "menulis") adalah simbol grafis yang mewakili ide daripada sekelompok huruf. Para ahli berpendapat bahwa ideogram ini telah dipakai sejak zaman purbakala di dataran eropa dan tetap menjadi bagian dari budaya manusia lebih dari 3000 tahun. Ideogram ini, dalam berbagai budaya memiliki arti yang kurang lebih sama: keabadian, kesejahteraan dan erat hubungannya dengan keseimbangan unsur hubungan ketuhanan dengan hubungan sesama (horizontal & diagonal). Dalam beberapa budaya, ideogram ini dilambangkan sebagai icon dewa matahari dan dewa petir.
    Demotik (dari δημοτικά dimotika) ialah tulisan Mesir Kuno yang berasal dari hieratik bagian utara yang digunakan di Delta Sungai Nil, dan juga tahapan bahasa Mesir yang menyambung bahasa Mesir Akhir dan digantikan oleh bahasa Koptik.
   Hieroglif Mesir dari bahasa Yunani ἱερογλύφος "ukiran suci", nama panjang: τὰ ἱερογλυφικά [γράμματα]) adalah sistem tulisan formal yang digunakan masyarakat Mesir kuno yang terdiri dari kombinasi elemen logograf dan alfabet. Hieroglif Mesir merupakan salah satu sistem penulisan paling tua yang dikenal manusia. Beberapa dari tulisan tersebut berasal dari tahun 3000 sebelum masehi dan telah digunakan oleh bangsa Mesir selama lebih dari 3000 tahun. Masyarakat Mesir menggunakan hieroglif kursif untuk sastra keagamaan pada papirus dan kayu. Adapula variasi formal tulisan yang lebih kecil, yang disebut hieratik dan demotik, tetapi secara teknis tulisan tersebut bukan merupakan hieroglif dari mesir.

Bagian dari Papirus Ani menunjukkan hieroglif kursif.
Jenis aksara Logogram berguna sebagai abjad berbahasa Mesir
Periode 3200 SM – 400 M
Arah penulisan Kiri ke kanan






Selasa, 21 September 2021

Pameran Seni Rupa Arpedalas Malang



Ada yang berbeda di aula SMP Negeri 12 Malang. Selama masa pandemi ini, seluruh area sekolah selalu lengang! Auranya tidak lagi seperti sekolah pada umumnya, di mana aktivitas siswa belajar dan bermain tidak nampak. Tentu saja ini terjadi hampir di seluruh dunia! Bencana pandemi merubah segalanya, termasuk aktivitas belajar di sekolah.





Namun kali ini, pelan-pelan suasana kembali menuju normal. Hiruk pikuk siswa mulai ramai terdengar, walaupun belum seluruh siswa diperbolehkan hadir di sekolah. Kehadiran mereka ibarat pohon di musim semi, di mana daun-daunnya kembali tumbuh perlahan dan pada akhirnya bunga-bunga akan bermekaran menjadikan suasana semakin indah dan segar, Semoga badai pandemi Covid-19 segera berakhir selamanya, aamiin. 



Aula sekolah yang hampir 2 tahun ini tidak terpakai sama sekali, kini nampak mulai ada aktivitas. Separuh ruangan terisi oleh karya-karya seni rupa, baik yang berwujud 2 dimensional maupun 3 dimensional.



Menurut wakil ketua pelaksana, Raihanah, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT SMP Negeri 12 Malang yang ke-38. Pesertanya adalah siswa-siswa yang memiliki keminatan di bidang seni, khususnya seni rupa.



Tidak ada tema khusus dalam pameran ini, sehingga pesertanya sangat banyak dan antusias. Jenis karya yang dipamerkan pun beragam, mulai dari lukisan, kerajinan tangan, maket bangunan, bahkan karya-karya daur ulang limbah dipamerkan di ruangan ini.

Adapun pameran berlangsung mulai tanggal 21 hingga 23 September 2021.

Berikut ini sebagian karya-karya yang dipamerkan:






















Senin, 16 Agustus 2021

Fungsi Warangan pada Keris

sangmori

Warangan adalah bahan mineral yang mengandung unsur arsenikum. Selain digunakan sebagai bahan racun tikus, warangan juga dipakai untuk mengawetkan keris (Ensiklopedi Keris, 2011).

Fungsi warangan dalam dunia perkerisan ialah untuk mengawetkan bilah keris ataupun tombak agar tidak cepat rusak dan berkarat. Mewarangi keris juga tidak baik jika terlalu sering dilakukan, karena jika hal tersebut dilakukan maka bilah keris akan mudah keropos. Hal itu terjadi karena dalam larutan warangan juga mengandung zat asam yang berasal dari perasan air jeruk yang merupakan campuran dari bubuk warangan.

Sebelum mewarangi keris, terlebih dahulu keris dibersihkan (dalam dunia perkerisan diistilahkan dengan mutih, yaitu membersihkan keris hingga terlihat warna asli bilah keris dan terbebas dari segala kotoran maupun karat). Proses mutih keris ini umumnya dilakukan antara 3 sampai 5 hari, tergantung dari kondisi bilah keris, jika bilah keris sangat kotor dan berkarat maka proses mutih biasanya membutuhkan waktu lebih lama. Pada saat proses mutih bahan yang umum digunakan ialah campuran air kelapa yang sudah basi dan perasan jeruk nipis.

Kandungan zat asam pada kedua bahan tersebut bisa melarutkan kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan bilah keris, tidak cukup direndam saja untuk membersihkan permukaan bilah keris juga memerlukan proses penyikatan. Sikat yang digunakan biasanya menggunakan sikat gigi yang berbulu lembut. Untuk jenis keris yang sudah tua, larutan pembersih yang digunakan sebaiknya yang bersifat natural yaitu dari campuran yang sudah disebutkan di atas.

Namun untuk jenis keris periode Kamardikan (yang usianya tidak terlalu tua, atau keris baru) bisa juga menggunakan campuran sabun colek (detergen) dengan perasan air jeruk nipis yang ditambahkan abu gosok, atau bisa jugaditambahkan larutan sitrun (biasanya untuk campuran minuman atau nutrijel) kemudian campuran beberapa bahan itu dikuaskan atau dioleskan pada permukaan bilah keris dan didiamkan beberapa saat setelah itu dibersihkan dengan sikat gigi secara perlahan sampai kotoran hilang dan warna asli bilah keris terlihat.

Walaupun teknik ini sangat cepat untuk membersihkan keris, namun menurut pendapat ahli perkerisan teknik ini tidak dianjurkan, apalagi untuk keris yang sudah berumur sangat tua, bisa menyebabkan bilah keris sangat rapuh dan keropos.

Adapun campuran larutan warangan terdiri dari air perasan jeruk nipis yang sudah disuling, yaitu sekitar 5 Kg jeruk nipis diperas, kemudian disaring. Teknik penyaringan biasanya menggunakan kain kaos. Jadi air perasan jeruk nipis disaring lagi menggunakan kain agar tidak tercampur dengan biji ataupun butiran-butiran jeruk nipis. Kemudian air perasan jeruk nipis yang telah disaring menggunakan kain itu didiamkan selama satu minggu.

Dalam rentang waktu satu minggu, maka terjadi pengendapan air jeruk nipis. Yang digunakan sebagai campuran serbuk warangan ialah larutan yang tidak mengendap. Takaran ideal untuk larutan warangan ialah 30 gram bahan warangan dicampur dengan 1 liter perasan jeruk nipis yang sudah dimurnikan. Setelah dicampur serbuk warangan, larutan kedua bahan tersebut akan berwarna coklat gelap, larutan ini siap digunakan untuk mewarangi keris.

Jika larutan warangan sudah siap langkah selanjutnya ialah menyiapkan tempat atau wadah untuk mewarangi keris. Pada masa lalu wadah untuk mewarangi keris biasanya terbuat dari batang bambu, namun sekarang bisa diganti dengan bahan yang lain, misalnya pipa paralon atau talang kotak yang terbuat dari plastik. Setelah larutan warangan dituang pada wadah tersebut, keris yang sudah bersih dimasukkan. Larutan warangan akan meresap kedalam pori-pori bilah keris sehingga terjadi gelembung-gelembung udara. Setelah gelembung-gelembung udara hilang bilah keris dibalik, dan setelah itu direndam sekitar lima menit lalu ditiriskan.

Cara meniriskan bilah keris ialah pangkal bilah keris yaitu pesi diletakkan pada bagian bawah dan ujung keris pada bagian atas. Setelah kering bila dirasa warna bilah keris kurang hitam (masih kecoklatan) bilah keris bisa dimasukkan lagi kedalam larutan warangan dengan cara yang sama pada proses awal tadi dan selanjutnya ditiriskan kembali hingga kering, jika tingkat kegelapan atau kehitaman keris dirasa sudah cukup dan pamor memiliki tingkat kekontrasan yang dirasa cukup maka proses selanjutnya ialah mencuci bilah keris dengan air yang mengalir dan tahap terakhir ialah membersihkan sisa-sisa warangan yang tidak diinginkan pada bilah keris dengan menggunakan potongan jeruk nipis (proses ini tidak boleh terlalu lama) setelah itu disiram lagi dengan air yang mengalir dan selanjutnya bilah keris ditiriskan hingga kering.

Proses mewarangi keris yang paling baik dilakukan pada pagi menjelang siang hari. Sehingga ada proses penyinaran matahari yang bisa memaksimalkan hasil dari proses pewarangan. Setelah bilah keris benar-benar kering langkah selanjutnya bilah keris biasanya diolesi dengan minyak pusaka. Untuk minyak pusaka ada beberapa jenis, biasanya penulis menggunakan minyak parafin yang dicampur dengan bibit minyak wangi. Bibit minyak wangi sangat banyak jenisnya, itu semua tergantung pada selera pemilik keris.

Dengan melalui proses pewarangan, maka bentuk atau motif pamor akan terlihat. Bahan pamor keris ada 3 jenis yaitu :

1. Batu Meteor, mempunyai ciri khas warnanya putih bercahaya dengan rabaan yang tajam.

2. Besi Nikel, mempunyai ciri khas warnanya tidak bercahaya putih melainkan pudar kekuning-kuningan.

3. Besi Penawang, yaitu besi lunak yang berwarna putih, memiliki kesan perabaan yang halus dan berwana putih pudar.

Walaupun bahan pamor itu berbeda-beda jenisnya namun ada satu kesamaan yaitu bahwa ketiga bahan itu tidak bisa berkarat dan memiliki tingkat warna yang berbeda dengan bahan besi atau baja sebagai bahan pembuatan keris. Dan bahan pamor terbaik ialah bahan yang berasal dari batu meteor, karena mengandung unsur titanium yang sangat tinggi.

Selain bahan pamor yang bermacam-macam, warangan juga ada beberapa jenis yaitu :

1. Warangan alami, berasal dari Cina. Warangan ini diduga yang paling baik, memiliki warna jingga kemerah-merahan, dan ada semacam alur-alur garis tipis dan lembut berwarna merah seperti urat pada kristalnya. Jika digunakan sebagi bahan warangan maka akan menghasilkan tingkat kekontrasan yang sangat tinggi antara bahan pamor dengan bahan besi pada bilah keris sehingga menghasilkan kesan yang cemerlang pada pamor keris.

2. Warangan atal, berasal dari Thailand. Warangan ini memiliki mutu yang kurang baik, warnanya kuning kotor, dengan beberapa bagian mendekati warna kuning delima atau coklat muda. Jika digunakan sebagai bahan warangan akan menghasilkan tingkat kekontrasan yang rendah antara bahan pamor dengan bahan besi pada bilah keris, sehingga bahan pamor terkesan kurang cemerlang.

Walaupun umumnya proses pewarangan untuk mengawetkan bilah keris agar tahan lama dan tidak berkarat, proses pewarangan juga untuk membedakan bahan bilah keris yaitu warna bahan pamor dan warna besi bilah keris. Sehingga dengan proses pewarangan motif pamor akan terlihat jelas. Namun pada jenis keris kelengan hal ini tidak berlaku, karena keris kelengan ialah jenis keris yang tidak memiliki motif pamor. Sehingga untuk jenis keris kelengan, proses pewarangan semata-mata untuk mengawetkan bilah keris.

Proses pelatihan mewarangi keris pernah saya lakukan pada tanggal 5 Desember 2016, di Sekolah Budaya Tunggulwulung Malang yang beralamatkan di jalan Sasando No. 9 Kota Malang, dimulai pukul 20.00 WIB sampai dengan pukul 22.30 WIB dengan nara sumber mas Wahyu Eko Setiawan atau dikenal juga dengan nama Ki Jagad Gumelar.

Bahan bacaan :

Petunjuk Praktis Merawat Keris (Ki Dwijosaputro, 1977)

Koesni (Pakem Pengetahuan Tentang Keris, 1979)

Bambang Harsrinuksmo (Ensiklopedia Keris, 2011)

KRHT Hudoyo Doyodipuro, Occ (Keris Daya Magic – Manfaat – Tuah – Misteri, 2012)